Diskon Hosting

Minggu, 28 Februari 2010

Latihan Angklung Menyenangkan?


Oleh Hari Kusharwanto, Ir.

Dalam proses pembentukan suatu lagu yang akan dimainkan oleh sebuah paduan angklung, maka proses latihan (sampai saat ini) masih dianggap sebagai suatu proses yang cukup menentukan bagi keberhasilan paduan tersebut dalam membawakan lagu.

Lebih jauh latihan yang berkesinambungan (rutin) dan terprogram akan membentuk suatu paduan/ team angklung ke tingkat ketrampilan yang lebih 'tinggi' atau beberapa orang menyebut sebagai tingkat 'mutakhir', karena pada tingkat ini kemampuan pemain sudah sangat baik antara lain memiliki ketrampilan membaca not dalam partitur sehingga latihan akan berlangsung singkat dan pembawaan lagu lebih ekspresif.


Unsur apa saja yang ada dalam suatu proses latihan? Secara mudah dijelaskan: 1. Pelatih, 2. Pemain angklung, 3. Peralatan latihan (angklung, alat musik bantu lainnya), 4. Materi latihan (lagu, program/jadwal latihan, partitur). Sesungguhnya latihan adalah membuat semua unsur terkait bekerja secara sinkron dan selama ini pun telah seringkali dilakukan dengan hasil yang cukup baik, namun hal yang menarik yang dapat diangkat adalah apakah latihan angklung itu adalah suatu proses yang menyenangkan? Tulisan ini akan diberikan dalam beberapa bagian dimulai dari 4 unsur di atas.

Pelatih
Peran latihan sebenarnya ditentukan dan diarahkan oleh pemandu atau pelatih, dari banyak latihan sangat jarang pemain berinisiatif berlatih sendiri kalaupun ada mereka mungkin hanya mengulang materi yang sudah diberikan sebelumnya. Cara pelatih memimpin latihan bisa jadi memegang peran penting keberhasilan suatu program latihan.

Beberapa pengamatan ini mungkin bisa menjadi bahan renungan.
Jika pembawaan seorang pelatih dinilai sebagai seorang yang bersifat humoris tentu banyak pemain yang akan merasakan bahwa latihan itu berjalan menyenangkan, namun jika latihan itu berjalan penuh dengan tawa tanpa arah yang jelas maka latihan menjadi tidak efektif (tidak efisien juga), jadi beruntunglah bahwa pelatih tidak perlu menjadi seorang pelawak terlebih dulu untuk membuat suatu latihan menyenangkan.

Sebaliknya jika seorang pelatih terlalu serius atau terlalu "galak" sudah hampir dipastikan pemain akan 'stress'. Pengamatan menunjukkan seorang pelatih yang hanya mengandalkan sifat temperamentalnya juga tidak akan membawa latihan menjadi menyenangkan (jelas!) mungkin pemain masih lebih memilih sesorang yang humoris walau latihan berlangsung dalam waktu yang lama.

Hal yang sebenarnya menjadi lebih penting dari 'sifat seorang pelatih' adalah tentunya kemampuan melatih seorang pelatih. Sebenarnya cara seorang pelatih melatih dengan membuat gerakan lucu, humor, marah, tegas, dst. adalah jalan agar materi latihan dapat diserap dengan cepat dan tepat guna (efisien dan efektif). Bagaimana hubungannya dengan latihan yang menyenangkan? menyenangkan bagi siapa? Tentunya bagi semua unsur yang berkaitan dengan latihan. Seorang pelatih yang relatif baru pernah mengeluh karena merasa tidak bisa menyampaikan materi dengan tepat sasaran kepada pemain. Keluhan sering ditujukan setelah melihat seniornya melatih materi lagu yang sama dan pemain menjadi cepat bisa. Keluhan demikian adalah sesuatu yang sangat wajar mengingat setidaknya jam terbang pelatih senior lebih banyak, namun keluhan itu menjadi tidak beralasan jika pelatih baru itu juga tidak mempersiapkan diri dengan mempelajari sebelumnya materi yang akan disampaikan.

Kemampuan musik seseorang boleh jadi ditentukan oleh bakat namun seorang yang memiliki bakat pun tidak lantas menjadi pakar jika bakatnya tidak diasah menjadi kemampuan mungkin pelatih baru tadi mempunyai bakat juga (setidaknya dia bisa menilai bahwa cara yang dilakukan seniornya lebih efektif) tetapi masih perlu diasah.

Cara melatih lagu-lagu angklung adalah termasuk hal-hal yang bisa dipelajari. Jadi satu faktor yang berperan penting dalam membuat latihan menyenangkan adalah bagaimana materi lagu diberikan pelatih secara terarah, cepat, dan berhasil guna. Caranya tidak akan dibahas karena memerlukan detail yang lebih lengkap selain praktek. Secara mudah akibat dari latihan yang tidak terarah adalah pemain bisa frustrasi karena merasa tidak ada peningkatan setelah sekian kali berlatih ini membuat pemain 'ogah-ogahan' latihan karena pelatih tidak mengarahkan dan memotivasi.

Salah satu cara yang sering dilupakan adalah pelatih tidak memberikan arahan akan kemana latihan saat itu (tujuan latihan) sehingga pemain ya, kehilangan arah.

Hari Kusharwanto, Ir. is an officer, an arranger & a trainer of KPA SMUN3 Bandung since 1990 till now.
He is a COO (Chief Operational Officer) of KPA3 Enterprise.

Tidak ada komentar:

Informasi menarik

Signup Paypal Free

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.